Sunday, March 23, 2008

KOKOT


Stapler adalah benda berguna yang sering membantu kita. Mulai dari orang kantoran sampe tukang manisan, semua merasakan manfaatnya. Kalo sampe ilang serasa bencana.

Orang yang suka minjem stapler dan ga balikin, terancam sanksi sosial berupa dicuekin di kantin.
Stapler memegang peranan penting dalam kehidupan. Tapi apa balasan kita? Boro-boro menghargai, ngasih nama yang jelas aja enggak.


Benda malang ini telah lama hidup dengan nama yang sangat ambigu. Kadang memang kita
menyebutnya stapler, sesuai nama aslinya. Tapi nggak jarang kita telah melekatkan nama-
nama yang kurang terhormat bagi pembantu setia ini. Sebut saja misalnya CEKREKAN,
CEPRETAN, JEGREKAN, bahkan ada yang menyebutnya CEPROTAN. Keterlaluan sekali bukan?

Benda ini pasti punya nama resmi dalam bahasa Indonesia . Masalahnya, namanya apa?

Jawabannya ditemukan dari majalah Tempo edisi 6-12, halaman 10, dalam kolom surat pembaca.
Kutipannya adalah:...imbauan kepada seluruh masyarakat untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik, di antaranya dengan tidak melipat, mengokot (stapling).. .

STAPLING = MENGOKOT

Dengan demikian aman untuk kita simpulkan bahwa ternyata nama resmi untuk stapler adalah: PENGOKOT

Seandainya gue jadi si stapler, mungkin gue lebih memilih dinamain cekrekan daripada pengokot ... entah kenapa tapi yang terbayang di benak gue saat mendengar kata itu adalah sebuah
benda lembek yang bau, berjamur, dan nyaris busuk tapi ya... sudahlah!!! Mari bersama-sama kita
gunakan istilah resmi ini, untuk mempercepat proses penyerapannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Misalnya:
...di kantor: "Boss, ini report-nya perlu dikokot atau cukup dimasukkan ke map?"
...di tukang foto kopi: "Bang, gimana sih lu, masa mengokot aja nggak becus... kan jadi rusak fotokopian gue!"
...juga saat bercakap dengan teman: "Bawel banget sih jadi orang, lama-lama gua kokot juga bibir lu...!"
He..he.. serius amat bacanya.....

From : agung"si mbot"nugroho

1 comment:

Agung Nugroho said...

hai, sekedar info aja nih, artikel ini berasal dari blog saya. Posting lainnya tentang fenomena copy-paste artikel ini bisa diklik di sini.